Senin, 05 November 2012

PROPOSAL PENELITIAN


MODEL PEMANFAATAN JARINGAN KOMPUTER YANG EFEKTIF
UNTUK PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PADA JARINGAN LAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG

A.     LATAR BELAKANG
Perkembangan teknologi komputer meningkat dengan cepat, hal ini terlihat pada era tahun 80-an jaringan komputer masih merupakan teka-teki yang ingin dijawab oleh kalangan akademisi, dan pada tahun 1988 jaringan komputer mulai digunakan di universitas-universitas, perusahaan-perusahaan, sekarang memasuki era milenium ini terutama world wide internet telah menjadi realitas sehari-hari jutaan manusia di muka bumi ini.
Selain itu, perangkat keras dan perangkat lunak jaringan telah benar-benar berubah, di awal perkembangannya hampir seluruh jaringan dibangun dari  kabel koaxial, kini banyak telah diantaranya dibangun dari serat optik (fiber optics) atau komunikasi tanpa kabel.
Dengan berkembangnya teknologi komputer dan komunikasi suatu model komputer tunggal yang melayani seluruh tugas-tugas komputasi suatu organisasi kini telah diganti dengan  sekumpulan komputer yang terpisah-pisah akan tetapi saling berhubungan dalam melaksanakan tugasnya, sistem seperti ini disebut jaringan komputer (computer network).
Penggunaan jaringan oleh masyarakat luas akan menyebabkan masalah-masalah sosial, etika, dan politik. Internet telah masuk ke segala  penjuru kehidupan masyarakat, semua orang dapat  memanfaatkannya tanpa memandang status sosial, usia, jenis kelamin. Penggunaan internet tidak akan menimbulkan masalah selama subyeknya terbatas pada topik-topik teknis, pendidikan atau hobi, hal-hal dalam batas norma-norma kehidupan, tetapi kesulitan mulai muncul bila suatu situs di internet mempunyai  topik yang sangat menarik perhatian orang, seperti politik, agama, sex. Gambar-gambar yang dipasang di situs-situs tersebut mungkin akan merupakan sesuatu yang sangat mengganggu bagi sebagian orang. Selain itu, bentuk pesan-pesan tidaklah terbatas hanya pesan tekstual saja. Foto berwarna dengan resolusi tinggi dan bahkan video clip singkatpun sekarang dapat dengan mudah disebar-luaskan melalui jaringan komputer. Sebagian orang dapat bersikap acuh tak acuh, tapi bagi sebgaian lainnya pemasangan materi tertentu (misalnya pornografi ) merupakan sesuatu yang tidak dapat diterima.
Dalam mempelajari macam-macam jaringan komputer terdapat dua klasifikasi yang sangat penting yaitu teknologi transmisi dan jarak. Secara garis besar, terdapat dua jenis teknologi transmisi  yaitu jaringan broadcast dan jaringan point-to-point
Jaringan broadcast memiliki saluran komunikasi tunggal yang dipakai bersama-sama oleh semua mesin yang ada pada jaringan.
Pesan-pesan berukuran kecil, disebut paket, yang dikirimkan oleh suatu mesin akan diterima oleh mesin-mesin lainnya. Field alamat pada sebuah paket berisi keterangan tentang kepada siapa paket tersebut ditujukan. Saat menerima paket, mesin akan mencek field alamat. Bila paket terserbut ditujukan untuk dirinya, maka mesin akan memproses paket itu , bila paket ditujukan untuk mesin lainnya, mesin terserbut akan mengabaikannya.
Jaringan point-to-point terdiri dari beberapa koneksi pasangan individu dari mesin-mesin. Untuk mengirim paket dari sumber ke suatu tujuan, sebuah paket pad ajringan jenis ini mungkin harus melalui satu atau lebih mesin-mesin perantara. Seringkali harus melalui baynak route yang mungkin berbeda jaraknya. Karena itu algoritma rout memegang peranan penting pada jaringan  point-to-point.
Pada umumnya jaringan yang lebih kecil dan terlokalisasi secara geografis cendurung memakai broadcasting, sedangkan jaringan yang lebih besar menggunakan point-to-point.
Kriteria alternatif untuk mengklasifikasikan jaringan adalah didasarkan pada jaraknya. Tabel berikut ini menampilkan klasifikasi sistem multiprosesor berdasarkan ukuran-ukuran fisiknya.



Tabel 1. Klasifikasi jaringan menurut jarak
Jarak antar prosesor
Prosesor di tempat yang sama
Contoh
0,1 m
Papan rangkaian
Data flow machine
1 m
Sistem
Multicomputer
10 m
Ruangan

100 m
Gedung
Local Area Network
1 km
Kampus

10 km
Kota
Metropolitan Area Network
100 km
Negara
Wide area Network
1.000 km
Benua
10.000 km
Planet
The Internet

Dari tabel di atas terlihat pada bagian paling atas adalah  dataflow machine, komputer-komputer yang sangat paralel yang memiliki beberapa unit fungsi yang semuanya bekerja untuk program yang sama. Kemudian multicomputer, sistem yang berkomunikasi dengan  cara mengirim pesan-pesannya melalui bus pendek dan sangat cepat. Setelah kelas multicomputer adalah jaringan sejati, komputer-komputer yang bekomunikasi dengan cara  bertukar data/pesan melalui kabel yang lebih panjang. Jaringan seperti ini dapat dibagi menjadi local area network (LAN), metropolitan area network (MAN), dan wide area network (WAN). Akhirnya, koneksi antara dua jaringan atau lebih disebut internetwork. Internet merupakan salah satu contoh yang terkenal dari suatu internetwork.
Local Area Network (LAN) merupakan jaringan milik pribadi di dalam sebuah gedung atau kampus yang berukuran sampai beberapa kilometer.
LAN seringkali digunakan untuk menghubungkan komputer-komputer pribadi dan workstation dalam kantor perusahaan atau pabrik-pabrik untuk memakai bersama resource (misalnya, printer, scanner) dan saling bertukar informasi. LAN dapat dibedakan dari jenis jaringan lainnya berdasarkan tiga karakteristik: ukuran, teknologi transmisi dan topologinya.
Jaringan komputer Universitas Muhammadiyah Semarang merupakan jaringan komputer yang tergabung dalam jaringan INHERENT (Indonesian Higer Education Network). Antar kampus menggunakan jaringan nir kabel (wireless), sedangkan jaringan di dalam kampus ada jaringan LAN kabel dan ada jaringan LAN nir kabel (wireless) menggunakan akses poin untuk hot spot area.
Pemanfaatan LAN di UNIMUS saat ini telah digunakan untuk otomatiasi perpustakaan yang disebut dengan LASER (Library Automatitation Service), perpustakaan digital (Digital Library),  untuk administrasi akademik dan keuangann universitas, serta untuk internet.
Kondisinya saat ini masih nampak adanya kekurang efektivan pemanfaatan jaringan komputer yang ada di Universitas Muhammadiyah Semarang. Oleh karena itu penulis merasa tertarik unutuk mengadakan penelitian tentang efektivitas pemanfaatan jaringan LAN di Unimus ini.


Gambar 1. Diagram Jaringan INHERENT Unimus

A.      Permasalahan
Infrastruktur jaringan komputer LAN di Universitas Muhammadiyah Semarang dibangun dengan biaya yang relatif mahal dengan mendapat dukungan dana dari program hibah INHERENT K3 Dirjen Dikti Depdiknas,  namun pemanfaatannya dipandang masih kurang efektif. Akses-akses data dan informasi masih terkesan parsial, oleh karena itu penulis menemukan permasalahan-permasalahan sebagai berikut.
1.        Bagaimana realitas pemanfaatan jaringan komputer LAN di Universitas Muhammadiyah Semarang.
2.        Bagaimana tingkat keefektifan pemanfaatan jaringan komputer LAN di Universitas Muhammadiyah Semarang.
3.        Bagaimana model pemanfaatan jaringan komputer LAN Universitas Muhmmadiyah Semarang yang efektif.

B.      Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah:
1.      Untuk mengetahui realitas pemanfaatan jaringan komputer LAN di Universitas Muhammadiyah Semarang.
2.      Untuk mengetahui tingkat keefektifan pemanfaatan jaringan komputer LAN di Universitas Muhammadiyah Semarang.
3.      Untuk mengetahui model pemanfaatan jaringan komputer LAN Universitas Muhmmadiyah Semarang yang efektif.

C.      KAJIAN TEORETIK

1. Pengertian LAN
Local Area Network (LAN) merupakan jaringan milik pribadi di dalam sebuah gedung atau kampus yang berukuran sampai beberapa kilometer. LAN seringkali digunakan untuk menghubungkan komputer-komputer pribadi dan workstation dalam kantor perusahaan atau pabrik-pabrik untuk memakai bersama resource (misalnya, printer, scanner) dan saling bertukar informasi. LAN dapat dibedakan dari jenis jaringan lainnya berdasarkan tiga karakteristik: ukuran, teknologi transmisi dan topologinya.
LAN mempunyai ukuran yang terbatas, yang berarti bahwa waktu transmisi pada keadaan terburuknya terbatas dan dapat diketahui sebelumnya. Dengan mengetahui keterbatasnnya, menyebabkan adanya kemungkinan untuk menggunakan jenis desain tertentu. Hal ini juga memudahkan manajemen jaringan.
LAN seringkali menggunakan teknologih transmisi kabel tunggal. LAN tradisional beroperasi pada kecepatan mulai 10 sampai 100 Mbps (mega bit/detik)  dengan delay rendah (puluhan mikro second) dan mempunyai faktor kesalahan yang kecil. LAN-LAN modern dapat beroperasi pada kecepatan yang lebih tinggi, sampai ratusan megabit/detik.
Sistem broadcast   yang lain adalah ring, pada topologi ini setiap bit dikirim ke daerah sekitarnya tanpa menunggu paket lengkap diterima. Biasanya setiap bit mengelilingi ring dalam waktu yang dibutuhkan untuk mengirimkan beberapa bit, bahkan seringkali sebelum paket lengkap dikirim seluruhnya. Seperti sistem broadcast lainnya, beberapa aturan harus dipenuhi untuk mengendalikan access simultan ke ring. IEEE 802.5 (token ring) merupakan LAN ring yang populer yang beroperasi pada kecepatan antara 4 s.d 16 Mbps.
Berdasarkan alokasi channelnya, jaringan broadcast dapat dibagi menjadi dua, yaitu statik dan dinamik. Jenis al;okasi statik dapat dibagi berdasarkan waktu interval-interval diskrit dan algoritma round robin, yang mengijinkan setiap mesin untuk melakukan broadcast hanya bila slot waktunya sudah diterima. Alokasi statik sering menyia-nyiakan kapasitas channel bila sebuah mesin tidak punya lgi yang perlu dikerjakan pada saat slot alokasinya diterima. Karena itu sebagian besar sistem cenderung mengalokasi channel-nya secara dinamik (yaitu berdasarkan  kebutuhan).
Metoda alokasi dinamik bagi suatu channel dapat tersentralisasi ataupun terdesentralisasi. Pada metoda alokasi channel tersentralisasi terdapat sebuah entity tunggal, misalnya unit bus pengatur, yang menentukan siapa giliran berikutnya. Pengiriman paket ini bisa  dilakukan setelah menerima giliran dan membuat keputusan yang berkaitan dengan algoritma internal. Pada metoda aloksi channel terdesentralisasi, tidak terdapat entity sentral, setiap mesin harus dapat menentukan dirinya sendiri kapan bisa atau tidaknya mengirim.
2. Tipologi Jaringan
Topologi merupakan suatu pola hubungan antara terminal dalam jaringan komputer. Pola ini sangat erat kaitannya dengan metode access dan media pengiriman yang digunakan. Topologi yang ada sangatlah tergantung dengan letak geofrapis dari masing-masing terminal, kualitas kontrol yang dibutuhkan dalam komunikasi ataupun penyampaian pesan, serta kecepatan dari pengiriman data.

a. Point to Point (Titik ke-Titik).
Jaringan kerja titik ketitik merupakan jaringan kerja yang paling sederhana tetapi dapat digunakan secara luas. Begitu sederhananya jaringan ini, sehingga seringkali tidak dianggap sebagai suatu jaringan tetapi hanya merupakan komunikasi biasa.

Dalam hal ini, kedua simpul mempunyai kedudukan yang setingkat, sehingga simpul manapun dapat memulai dan mengendalikan hubungan dalam jaringan tersebut. Data dikirim dari satu simpul langsung kesimpul lainnya sebagai penerima, misalnya antara terminal dengan CPU.


Gambar 2. Model jaringan point to point

b. Star Network (Jaringan Bintang).
Dalam konfigurasi bintang, beberapa peralatan yang ada akan dihubungkan kedalam satu pusat komputer. Kontrol yang ada akan dipusatkan pada satu titik, seperti misalnya mengatur beban kerja serta pengaturan sumber daya yang ada. Semua link harus berhubungan dengan pusat apabila ingin menyalurkan data kesimpul lainnya yang dituju. Dalam hal ini, bila pusat mengalami gangguan, maka semua terminal juga akan terganggu.

Model jaringan bintang ini relative sangat sederhana, sehingga banyak digunakan oleh pihak per-bank-kan yang biasanya mempunyai banyak kantor cabang yang tersebar dipelbagai lokasi. Dengan adanya konfigurasi bintang ini, maka segala macam kegiatan yang ada di-kantor cabang dapatlah dikontrol dan dikoordinasikan dengan baik. Disamping itu, dunia pendidikan juga banyak memanfaatkan jaringan bintang ini guna mengontrol kegiatan anak didik mereka.







Gambar 3. Model jaringan bintang
c. Ring Networks (Jaringan Cincin)
Pada jaringan ini terdapat beberapa peralatan saling dihubungkan satu dengan lainnya dan pada akhirnya akan membentuk bagan seperti halnya sebuah cincin. Jaringan cincin tidak memiliki suatu titik yang bertindak sebagai pusat ataupun pengatur lalu lintas data, semua simpul mempunyai tingkatan yang sama. Data yang dikirim akan berjalan melewati beberapa simpul sehingga sampai pada simpul yang dituju. Dalam menyampaikan data, jaringan bisa bergerak dalam satu ataupun dua arah.
Walaupun demikian, data yang ada tetap bergerak satu arah dalam satu saat. Pertama, pesan yang ada akan disampaikan dari titik ketitik lainnya dalam satu arah. Apabila ditemui kegagalan, misalnya terdapat kerusakan pada peralatan yang ada, maka data yang ada akan dikirim dengan cara kedua, yaitu pesan kemudian ditransmisikan dalam arah yang berlawanan, dan pada akhirnya bisa berakhir pada tempat yang dituju.
Konfigurasi semacam ini relative lebih mahal apabila dibanding dengan konfigurasi jaringan bintang. Hal ini disebabkan, setiap simpul yang ada akan bertindak sebagai komputer yang akan mengatasi setiap aplikasi yang dihadapinya, serta harus mampu membagi sumber daya yang dimilikinya pada jaringan yang ada. Disamping itu, sistem ini lebih sesuai digunakan untuk sistem yang tidak terpusat (decentralized-system), dimana tidak diperlukan adanya suatu prioritas tertentu.
Gambar 4. model jaringan ring
d. Tree Network (Jaringan Pohon)
Pada jaringan pohon, terdapat beberapa tingkatan simpul (node). Pusat atau simpul yang lebih tinggi tingkatannya, dapat mengatur simpul lain yang lebih rendah tingkatannya. Data yang dikirim perlu melalui simpul pusat terlebih dahulu. Misalnya untuk bergerak dari komputer dengan node-3 kekomputer node-7 seperti halnya pada gambar, data yang ada harus melewati node-3, 5 dan node-6 sebelum berakhir pada node-7.
Keungguluan jaringan model pohon seperti ini adalah, dapat terbentuknya suatu kelompok yang dibutuhkan pada setiap saat. Sebagai contoh, perusahaan dapat membentuk kelompok yang terdiri atas terminal pembukuan, serta pada kelompok lain dibentuk untuk terminal penjualan. Adapun kelemahannya adalah, apabila simpul yang lebih tinggi kemudian tidak berfungsi, maka kelompok lainnya yang berada dibawahnya akhirnya juga menjadi tidak efektif. Cara kerja jaringan pohon ini relatif menjadi lambat.


Gambar 5. Model jaringan pohon




e. Bus Network
Konfigurasi lainnya dikenal dengan istilah bus-network, yang cocok digunakan untuk daerah yang tidak terlalu luas. Setiap komputer (setiap simpul) akan dihubungkan dengan sebuah kabel komunikasi melalui sebuah interface. Setiap komputer dapat berkomunikasi langsung dengan komputer ataupun peralatan lainnya yang terdapat didalam network, dengan kata lain, semua simpul mempunyai kedudukan yang sama.
Dalam hal ini, jaringan tidak tergantung kepada komputer yang ada dipusat, sehingga bila salah satu peralatan atau salah satu simpul mengalami kerusakan, sistem tetap dapat beroperasi. Setiap simpul yang ada memiliki address atau alam sendiri. Sehingga untuk meng-access data dari salah satu simpul, user atau pemakai cukup menyebutkan alamat dari simpul yang dimaksud.


Gambar 6. Model jaringan bus
f. Plex Network (Jaringan Kombinasi)
Merupakan jaringan yang benar-benar interactive, dimana setiap simpul mempunyai kemampuan untuk meng-access secara langsung tidak hanya terhadap komputer, tetapi juga dengan peralatan ataupun simpul yang lain. Secara umum, jaringan ini mempunyai bentuk mirip dengan jaringan bintang. Organisasi data yang ada menggunakan de-sentralisasi, sedang untuk melakukan perawatan, digunakan fasilitas sentralisasi.

Gambar 7. Model Jaringan kombinasi
1.      Pemanfaatan Jaringan
a. Pemakaian peralatan secara bersama
Peralatan komputer seperti misalnya CPU, hard-disk, magnetic-tape, printer, power suplay ataupun yang lainnya, dapat dipakai secara bersama-sama oleh sekian banyak pemakai. Tentunya dengan cara seperti ini, pemakai bisa lebih banyak menghemat biaya dibanding dengan cara sebelumnya, yaitu sebelum konsep jaringan diketemukan.
Dengan adanya system ini, menyebabkan semua PC yang tadinya bekerja sendiri dapat saling bekerja sama dalam batas-batas tertentu, bahkan juga dengan system komputer yang lebih besar. Kerja sama juga dapat dilakukan dapat semakin berkembang dengan adanya pertukaran data sampai saling memakai peralatan dihubungkan dengan salah satu system komputer (resources sharing atau juga disebut hardware sharing).


b. Hubungan Antar Sistem Yang Berbeda

Pada saat ini banyak dijumpai merk-merk komputer dengan pelbagai system operasi yang dimiliki. Dengan adanya system jaringan ini memungkinkan semuanya untuk disatukan menjadi satu jaringan yang terpadu.
Pelbagai system dan merk yang berbeda dapat saling dihubungkan pada suatu jaringan dan bila merk tersebut menggunakan protocol yang sama, maka tidak hanya berhubungan secara pisik, tetapi juga dapat saling berkomunikasi dan bekerja sama.
Sebuah terminal misalnya, dapat berhubungan dengan pelbagai macam system sehingga tidak perlu setiap system memiliki terminal sendiri. Demikian pula halnya dengan printer yang dapat digunakan secara bersama oleh dua atau lebih system.

c. Pemakaian data secara bersama (Sharing data)
Dengan adanya konsep jaringan yang menghubungkan system satu dengan system lainnya, maka memungkinkan pengiriman file dari system yang satu ke-sistem yang lain. Hal ini bahkan mungkin dilakukan antar system yang berbeda merknya
Dengan adanya konsep jaringan, maka data dan program yang terletak dilokasi berjauhan, kini dapat digunakan secara bersama oleh beberapa pemakai komputer tanpa harus memindahkan kekomputer-komputer mereka terlebih dahulu. Proses ini dinamakan proses distribusi. Suatu file data yang dapat dipakai secara bersama juga disebut sebagai share-data.
Disamping itu, fixed disk yang ada juga dapat dipakai secara bersama sehingga suatu PC yang terhubung secara jaringan tidak selalu perlu memiliki suatu fixed disk drive tersendiri. Bahkan tidak hanya disk secara keseluruhan.

Gambar 8. Sharing data pada user yang berbeda

d. Pengurangan Kertas Kerja
Dengan adanya data dan program yang tersimpan secara bersama, maka kebutuhan akan kertas kerja yang digunakan untuk menyimpan pelbagai macam dokumen, akan menurun secara drastis.
Dokumen-dokumen yang ada pada akhirnya akan tersimpan didalam suatu file database yang dapat digunakan secara bersama oleh beberapa pemakai komputer.

e. Pemakaian Terminal
Pemakaian terminal sebagai media input dan output pada konsep komunikasi data, adalah sangat murah. Harga komputer dewasa ini sangatlah murah, dan harga terminal jauh lebih murah apabila dibanding harga sebuah komputer. Dengan demikian, terminal pada akhirnya mempunyai nilai efisiensi dan produktifitas sedemikian tingginya.
Jaringan menyebabkan banyak pemakai dapat saling bekerja sama tanpa harus menyebabkan ketergantungan pada satu CPU, sehingga bila CPU tersebut tidak bekerja, maka semua pemakai tidak harus berhenti, tetapi dapat mengalihkan pada CPU yang lain.

f. Kemudahan mendapat informasi
Dengan adanya konsep yang saling terhubung ini, maka waktu dan jarak kini sudah bukan menjadi masalah. Informasi yang sedemikian berharganya, dapat segera diperoleh dalam waktu yang sangat singkat, dan komputer dari tempat yang saling berjauhan-pun dapat saling bertukar informasi.

g. Penyebaran informasi
Informasi yang ada dapat setiap saat disebar luaskan melalui terminal-terminal yang ada dipelbagai tempat. Disamping itu, penerima informasi juga dapat menjawab ataupun memberikan tanggapannya secara langsung melalui terminal yang ada dihadapannya. Dengan demikian, distribusi dan aksebilitasnya dapat meningkat.

h. Peningkatan produktivitas
Jaringan komputer juga dapat digunakan untuk meningkatkan produktivitas kerja bagi para pemakai komputer, serta kualitas produk yang dihasilkan. Dengan kemudahan meng-access data dari pelbagai tempat, pemakai komputer dapat memiliki waktu luang yang lebih banyak dan waktu ini dapat digunakan untuk rekreasi, penelitian dan lain sebagainya. Semua ini dapat digunakan sebagai sarana untuk meningkatkan produktivitas.

A.     HIPOTESIS
Hipotesis dalam penelitian ini adalah, “Pemanfaatan jaringan komputer LAN Universitas Muhmmadiyah Semarang yang efektif dapat meningkatkan produktivitas Universitas Muhammadiyah Semarang”

B.      METODE PENELITIAN
1.    Subjek Penelitian
            Subjek penelitian ini adalah semua Personal Computer (PC) dan User yang terhubung dalam Jaringan komputer LAN pada Kampus Universitas Muhammadiyah Semarang.
            Sampel penelitian ditentukan secara puprosive yaitu semua Personal Computer (PC) dan User yang terhubung dalam Jaringan komputer LAN pada Kampus Pusat Universitas Muhammadiyah Semarang Jl. Kedungmundu Raya No. 18 Semarang.

2.    Data penelitian
Data berupa data kualitatif dan data kuantitatif, meliputi data primer dan skunder, data primer diambil menggunakan instrumen berupa angket yang telah teruji tingkat validitas dan reliabilitasnya. Sedangkan data sekunder didapatkan dari data-data pada UPT Komputer Universitas Muhammadiyah Semarang, dan data-data yang ada di Universitas Muhammadiyah Semarang.


3.    Teknik Analisis Data
Analisis data kualitatif menggunakan analisis deskriptif kualitatif, yang menggambarkan kondisi riil jaringan LAN dan pemanfaatannya pada Universitas Muhammadiyah Semarang.
Data kuantitatif dianalisis menggunakan menggunakan desain korelasional, dan model regresi untuk pengujian model pengaruh efektivitas pemanfaatan jaringan LAN Universitas Muhammadiyah Semarang terhadap produktivitas universitas.
Adapun model matematisnya adalah sebagai berikut.
Y’ = bo + b1X1+b2X2 + b3X3+ b4X4 + e
Keterangan:
Y’         = prediksi/estimasi produktivitas universitas muhammadiyah semarang
X1..4      = faktor-faktor efektivitas pemanfaatan jaringan LAN
e          = estándar error of estimasi
bo .. 4     = koefisien regresi
            Model dinilai bermakna/signifikan jika probabilitas hasil perhitungan kurang dari 0,05 pada taraf signifikansi 5% (taraf kepercayaan penelitian 95%).
            Alat bantu analisis data menggunakan software statistik SPSS (Statistical Product for Service Solution).

G. JADWAL PENELITIAN
NO
KEGIATAN
WAKTU (BULAN)
I
II
III
IV
V
VI
VII
1
Persiapan Proposal







2
Desain instrumen penelitian







3
Ujicoba Instrumen







4
Pengambilan Data Penelitian







5
Tabulasi dan reduksi data







6
Analisis data







7
Penyusunan Laporan Penelitian







8
Seminar Hasil Penelitian










PENGEMBANGAN   SISTEM


1.  PERLUNYA  PENGEMBANGAN SISTEM
Pengembangan Sistem  dapat berarti  menyusun suatu sistem yg baru  untuk menggantikan sistem yg lama secara keseluruhan atau memperbaiki sistem yg telah ada.

Sebab Perlunya pengembangan Sistem :

À   Adanya permasalahan ( problems)  yg timbul pada sistem yg lama.
      Permasalahan yg timbul dapat  berupa  :     
      q Ketidakberesan
     Yg menyebabkan  sistem lama tidak beroperasi sesuai dgn yg diharapkan.
           Ketidakberesan ini  dapat berupa :
                           -    kecurangan yg disengaja yg menyebabkan tdk amannya harta
                           -    kesalahan yg tidak disengaja
                           -    tidak efisiennya  operasi
                           -    tidak ditaatinya  kebijaksanaan  manajemen yang berlaku
           q Pertumbuhan  Organisasi

Á   Untuk meraih  kesempatan (opportunities )
      Teknologi informasi telah  berkembang dengan cepatnya.

   Adanya  instruksi-instruksi  (directives)


2.  PRINSIP PENGEMBANGAN  SISTEM
Prinsip  Pengembangan  Sistem :
À   Sistem yang dikembangkan adalah  untuk  manajemen.
Á   Sistem yang dikembangkan adalah  investasi  modal yang besar.
      Setiap  investasi  modal  harus  mempertimbangkan  2 hal berikut ini :
      q   Semua  alternatif yang ada  harus diinvestigasi
            Investor harus memeriksa semua  alternatif yang ada dengan melihat opportunity cost                             dari  masing-masing  alternatif
      q   Investasi yang  terbaik harus  bernilai
            manfaat (benefit) atau  hasil baliknya  harus  lebih besar dari biaya untuk                                           memperolehnya  (cost). Cost-benefit analysis  dapat digunakan untuk menentukan                            apakah proyek investasi  tsb bernilai  atau tidak.
   Sistem yang dikembangkan  memerlukan orang yang terdidik
      Seperti  Analis sistem, Manajer sistem dan programmer, serta  user  yang dididik dengan di
      berikan  on-the-job  training.
à  Tahapan kerja dan tugas yang harus dilakukan dalam proses  pengembangan sistem
      Proses pengembangan sistem umumnya melibatkan beberapa  tahapan kerja & melibatkan
      beberapa  personil  dalam bentuk suatu  team untuk menjalankannya.  Siklus             pengembangan Sistem ( System  Development Life Cycle  (SDLC)) umumnya        menunjukkan tahap - tahap        kerja yg harus  dilakukan.
Ä   Proses  Pengembangan  Sistem  tidak harus urut
Å   Jangan  Takut  membatalkan  proyek
Æ  Dokumentasi  harus  ada  untuk  pedoman  dalam  pengembangan  sistem
3.  TAHAPAN  PENGEMBANGAN  SISTEM
Tahapan  Utama  Siklus  hidup  Pengembangan  Sistem  terdiri dari:
À   Perencanaan  Sistem  (systems planning )
Á   Analisis  Sistem  (systems  analysis )
   Perancangan  Sistem   (systems  design )
à  Seleksi  Sistem  (systems selection  )
Ä   Implementasi  &  pemeliharaan  sistem  (system  implementation & maintenance )

Tahapan - tahapan diatas  sebenarnya  merupakan  tahapan  didalam  pengembangan  sistem  teknik (engineering  systems ).

Siklus  hidup  pengembangan  sistem  dengan langkah - langkah utamanya  adalah  sebagai berikut :

Gambar  Siklus  Hidup  Pengembangan  Sistem


4.  PENDEKATAN PENGEMBANGAN  SISTEM
Terdapat beberapa  pendekatan  untuk  mengembangkan  sistem  yaitu  :

À   Dipandang dari metodologi  yang digunakan :
      q Pendekatan   Klasik  (Clasical  approach )
Disebut juga pengembangan tradisional / konvensional adalah  pengembangan  sistem  dengan  mengikuti  tahapan pada system  life cycle. Pendekatan ini menekankan bahwa pengembangan sistem akan berhasil bila mengikuti tahapan pada system life cycle. Tetapi pada kenyataannya pendekatan klasik tidak cukup digunakan  untuk mengembangkan suatu  sistem informasi yang sukses dan akan  timbul beberapa  permasalahan diantaranya adalah :
            1.         Pengembangan  perangkat  lunak menjadi sulit.
            2.         Biaya perawatan  atau pemeliharaan sistem menjadi lebih mahal
            3.         Kemungkinan kesalahan  sistem besar
            4.         Keberhasilan  sistem  kurang terjamin
            5.         Masalah  dalam  penerapan sistem
      q Pendekatan  Terstruktur  (structured  approach )
Pendekatan ini dimulai pada awal tahun 1970, dan dilengkapi dengan alat-alat (tools)  dan teknik-teknik (techniques) yg dibutuhkan   dalam  pengembangan sistem.

Á   Dipandang  dari sasaran yang dicapai  :
      q Pendekatan   Sepotong (piecerneal  approach )
            Pendekatan yg menekankan  pada suatu kegiatan / aplikasi tertentu.
  q Pendekatan   Sistem  (systems approach )
            Pendekatan yg menekankan  pada  sistem  informasi  sebagai  satu kesatuan                                           terintegrasi
           
   Dipandang dari  cara menentukan kebutuhan  dari Sistem :
      q Pendekatan   Bawah Naik  (Bottom Up Approach )
Pendekatan dari  level bawah organisasi, yaitu  level operasional  dimana transaksi dilakukan. Pendekatan ini dimulai dari perumusan kebutuhan untuk menangani transaksi dan naik ke level atas   dengan  merumuskan  kebutuhan informasi berdasarkan transaksi tsb.  (merupakan  ciri-ciri dari pendekatan  klasik  disebut juga  data  analysis) .
  q Pendekatan   Atas  Turun
Dimulai  dari level atas  yaitu  level perencanaan  strategi. Pendekatan ini dimulai  dengan mendefinisikan  sarasan dan kebijaksanaan organisasi , kemudian dilakukan analisis  kebutuhan informasi , lalu  proses turun ke pemrosesan transaksi (merupakan  ciri-ciri  dari pendekatan  terstruktur  disebut juga  decision analysis )

à  Dipandang  dari  cara mengembangkannya :
      q Pendekatan   Sistem menyeluruh
Pendekatan yg mengembangkan  sistem serentak  secara  menyeluruh.
(merupakan  ciri -ciri  pendekatan klasik )
  q Pendekatan   Moduler
Pendekatan yg berusaha  memecah sistem yg rumit menjadi  beberapa bagian / modul yg sederhana (merupakan  ciri -ciri  pendekatan terstruktur )

Ä   Dipandang  dari  teknologi yg digunakan :
      q Pendekatan   Lompatan jauh  (great loop approach )
Pendekatan yg menerapkan  perubahan  menyeluruh  secara serentak  penggunaan  teknologi canggih. Perubahan ini  banyak mengandung resiko, juga memerlukan investasi yg besar.
  q Pendekatan   Berkembang  (evolutionary  approach )
Pendekatan yg menerapkan  perubahan  canggih  hanya untuk aplikasi yg memerlukan saja, dan akan terus berkembang.


5.  METODOLOGI PENGEMBANGAN  SISTEM
Metodologi adalah :
Kesatuan metode-metode , prosedur-prosedur,  konsep-konsep  pekerjaan, aturan-aturan  dan postulat-postulat  yg digunakan  oleh  suatu  ilmu pengetahuan , seni, atau  disiplin lainnya.

Metode adalah :
Suatu cara / teknik yg sistematik untuk mengerjakan sesuatu.


Metodologi  pengembangan sistem yang  ada biasanya  dibuat atau diusulkan oleh :
            q   Penulis buku
    q   Peneliti
            q   Konsultan
            q   Systems house
            q   Pabrik software

Metodologi  pengembangan sistem diklasifikasikan menjadi 3 golongan yaitu :
À   Functional decomposition methodologies  ( metodologi Pemecahan fungsional )
Á   Data oriented methodologies ( metodologi orientasi data )
   Prescriptive  methodologies 

À   Functional decomposition methodologies  ( metodologi Pemecahan fungsional )
Menekankan pada pemecahan dari sistem ke dalam subsistem  subsistem yg lebih kecil, sehingga  lebih mudah dipahami, dirancang dan diterapkan. Yang  termasuk metodologi ini :
-     HIPO  (Hierarchy  Input Process Output )
-     Stepwise  refinement  (SR) atau  Iterative Stepwise Refinement  ( ISR)
-     Information hiding

Á   Data oriented methodologies ( metodologi orientasi data )
Menekankan pada karakteristik dari data  yg akan diproses.
Dapat dikelompokkan menjadi 2kelas yaitu :
-     Data Flow  Oriented Methodologies
      Yang termasuk dalam metodologi ini adalah  :
 -       SADT  (Structured Analysis and Design Technique )

       -       Composite Design
       -       Structured System Analysis & Design  (SSAD)
-     Data Structure Oriented  Methodologies
      Yang termasuk metodologi ini adalah :
                                               -       JSD 
                                               -       W/O

   Prescriptive  methodologies 
Yang termasuk metodologi ini adalah :
      - ISDOS (Information  System Design and Optimization System )
      - PLEXSYS
      - PRIDE
      - SDM/70
      - SPEKTRUM
      - SRES dan SREM
      dll


6.  ALAT & TEKNIK PENGEMBANGAN  SISTEM
Alat-alat Pengembangan sistem yg berbentuk grafik diantaranya :
À   HIPO Diagram  digunakan  di metodologi HIPO
Á   Data Flow Diagram  digunakan  di metodologi   structured  systems  analysis  and           design
   Structured  Chart  digunakan  di metodologi   structured  systems  analysis  and design
à  SADT  Diagram digunakan  di metodologi   SADT
Ä   Warnier/Orr  Diagram  digunakan  di metodologi   Warnier/Orr
±    Jakson's Diagram digunakan  di metodologi   JSD (Jackson System Development)

Disamping Alat-alat Pengembangan sistem berbentuk grafik  yg digunakan  pada suatu metodologi tertentu, masih terdapat  beberapa alat  berbentuk grafik  yg sifatnya  umum, alat-alat  ini berupa suatu bagan.

Bagan  dapat diklasifikasikan  sebagai berikut  :
À   Bagan  untuk menggambarkan  aktivitas  (activity  charting )
      q Bagan alir sistem  (systems flowchart)
      q Bagan alir program  ( program flowchart )  yang dapat  berupa :
            -  Bagan  alir logika  program   (program  logic  flowchat )
            -  Bagan  alir  program komputer  terinci  (detailed computer program flowchart )
      q Bagan alir kertas kerja  (paperwork  flowchart )  atau disebut  bagan alir formulir
            (form flowchart )
      q Bagan alir  hubungan database  (database  relationship  flowchart  )
      q Bagan alir  proses  (process flowchart )
      q Gantt  Chart

Á   Bagan  untuk  menggambarkan  tataletak  (layout charting )

   Bagan  untuk  menggambarkan  hubungan  personil  (personal relationship charting )
      q Bagan  distribusi  kerja  (Working  distribution chart )
      q Bagan  Organisasi  (Organization Chart )



Teknik  yg tersedia  untuk pengembangan  sistem  biasanya  tidak khusus  untuk  suatu  metodologi tertentu  , tetapi  dapat digunakan disemua metodologi  yg ada. Teknik -teknik yg digunakan :
À   Teknik  Manajemen Proyek  yaitu :
      - CPM (Critical  Path Method) 
      - PERT (Program Evaluation  and Review Technique )
      Teknik ini digunakan untuk  penjadualan  proyek
Á   Teknik  menemukan fakta  (fact finding techniques )
      Teknik yg dapat digunakan utk mengumpulkan data & menemukan fakta  dalam   kegiatan  mempelajari sistem yg ada.
      Teknik ini antara lain :
      - Wawancara  (interview)
      - Observasi (observation )
      - Daftar  Pertanyaan  (questionaire )
      - Pengumpulan sampel  (sampling )
   Teknik analisis  biaya / manfaat  (cost effectiveness  analysis  atau cost benefit analysis )
à  Teknik  menjalankan  rapat
Ä   Teknik  Inspeksi   (Walkthrough )


Pendekatan Pengembangan Sistem

Terdapat beberapa pendekatan untuk mengembangkan sistem, yaitu
Pendekatan Klasik, Pendekatan Terstruktur, Pendekatan Dari Bawah Ke
Atas, Pendekatan Dari Atas Ke Bawah.

Pendekatan Klasik

Pendekatan Klasik (classical approach) disebut juga dengan Pendekatan
Tradisional (traditional approach) atau Pendekatan Konvensional
(conventional approach). Metodologi Pendekatan Klasik mengembangkan
sistem dengan mengikuti tahapan-tahapan pada System Life Cycle.
Pendekatan ini menekankan bahwa pengembangan akan berhasil bila
mengikuti tahapan pada System Life Cycle.

Permasalahan-permasalahan yang dapat timbul pada Pendekatan
Klasik adalah sebagai berikut :

1. Pengembangan perangkat lunak akan menjadi sulit
Pendekatan klasik kurang memberikan alat-alat dan teknik-teknik di dalam
mengembangkan sistem dan sebagai akibatnya proses pengembangan
perangkat lunak menjadi tidak terarah dan sulit untuk dikerjakan oleh
pemrogram. Lain halnya dengan pendekatan terstruktur yang memberikan
alat-alat seperti diagram arus data (data flow diagram), kamus data (data
dictionary), tabel keputusan (decision table). diagram IPO, bagan
terstruktur (structured chart) dan lain sebagainya yang memungkinkan
pengembangan perangkat lunak lebih terarah berdasarkan alat-alat dan
teknik-teknik tersebut.

2. Biaya perawatan atau pemeliharaan sistem akan menjadi mahal
Mahalnya biaya perawatan pada pendekatan sistem klasik disebabkan
karena dokumentasi sistem yang dikembangkan kurang lengkap dan
kurang terstruktur. Dokumentasi ini merupakan hasil dari alat-alat dan
teknik -teknik yang digunakan. Karena pendekatan klasik kurang didukung
oleh alat-alat dan teknik-teknik, maka dokumentasi menjadi tidak lengkap
dan walaupun ada tetapi strukturnya kurang jelas, sehingga pada waktu
pemeliharaan sistem menjadi kesulitan.

3. Kemungkinan kesalahan sistem besar
Pendekatan klasik tidak menyediakan kepada analis sistem cara untuk
melakukan pengetesan sistem, sehingga kemungkinan kesalahankesalahan
sistem akan menjadi lebih besar.

4. Keberhasilan sistem kurang terjamin
Penekanan dari pendekatan klasik adalah kerja dari personil-personil
pengembang sistem, bukan pada pemakai sistem, padahal sekarang
sudah disadari bahwa dukungan dan pemahaman dari pemakai sistem
terhadap sistem yang sedang dikembangkan merupakan hal yang vital
untuk keberhasilan proyek pengembangan sistem pada akhirnya.

Mulai awal tahun 1970 muncul suatu pendekatan baru disebut dengan
Pendekatan Terstruktur. Pendekatan ini pada dasarnya mencoba
menyediakan kepada analis sistem dengan alat-alat dan teknik-teknik untuk
mengembangkan sistem disamping tetap mengikuti ide dari system life cycle.

Pendekatan terstruktur (Structured Approach)

Pendekatan terstruktur dilengkapi dengan alat-alat (tools) dan teknikteknik
yang dibutuhkan dalam pengembangan sistem, sehingga hasil akhir
dari sistem yang dikembangkan akan didapatkan sistem yang strukturnya
didefinisikan dengan baik dan jelas. Beberapa metodologi pengembangan
sistem yang terstruktur telah banyak yang diperkenalkan baik dalam bukubuku,
maupun oleh perusahaan-perusahaan konsultan pengembang sistem.
Metodologi ini memperkenalkan penggunaan alat-alat dan teknik-teknik untuk
mengembangkan sistem yang terstruktur.
Konsep pengembangan sistem terstruktur bukan merupakan konsep
yang baru. Teknik perakitan di pabrik-pabrik dan perancangan sirkuit untuk
alat-alat elektronik adalah dua contoh baru konsep ini yang banyak digunakan
di industri-industri. Konsep ini memang relatif masih baru digunakan dalam
mengembangkan sistem informasi untuk dihasilkan produk sistem yang
memuaskan pemakainya. Melalui pendekatan terstruktur, permasalahanpermasalahan
yang kompleks dalam organisasi dapat dipecahkan dan hasil
dari sistem akan mudah untuk dipelihara, fleksibel, lebih memuaskan
pemakainya, mempunyai dokumentasi yang baik, tepat pada waktunya,
sesuai dengan anggaran biayanya, dapat meningkatkan produktivitas dan
kualitasnya akan lebih baik (bebas kesalahan).

Dari Bawah Ke Atas (Bottom-up Approach)
Pendekatan ini dimulai dari level bawah organisasi, yaitu level
operasional dimana transaksi dilakukan. Pendekatan ini dimulai dari
perumusan kebutuhan-kebutuhan untuk menangani transaksi dan naik ke
level atas dengan merumuskan kebutuhan informasi berdasarkan transaksi
tersebut. Pendekatan ini ciri-ciri dari pendekatan klasik. Pendekatan dari
bawah ke atas bila digunakan pada tahap analisis sistem disebut juga dengan
istilah data analysis, karena yang menjadi tekanan adalah data yang akan
diolah terlebih dahulu, informasi yang akan dihasilkan menyusul mengikuti
datanya.

Pendekatan Dari Atas Ke Bawah (Top-down Approach)
Pendekatan Dari Atas Ke Bawah (Top-down Approach) dimulai dari
level atas organisasi, yaitu level perencanaan strategi. Pendekatan ini dimulai
dengan mendefinisikan sasaran dan kebijaksanaan organisasi. Langkah
selanjutnya dari pendekatan ini adalah dilakukannya analisis kebutuhan
informasi. Setelah kebutuhan informasi ditentukan, maka proses turun ke
pemrosesan transaksi, yaitu penentuan output, input, basis data, prosedurprosedur
operasi dan kontrol. Pendekatan ini juga merupakan ciri-ciri
pendekatan terstruktur. Pendekatan atas-turun bila digunakan pada tahap
analis sistem disebut juga dengan istilah decision analysis, karena yang
menjadi tekanan adalah informasi yang dibutuhkan untuk pengambilan
keputusan oleh manajemen terlebih dahulu, kemudian data yang perlu diolah
didefinisikan menyusul mengikuti informasi yang dibutuhkan.

Pendekatan Sepotong (piecemeal approach)Pengembangan yang menekankan pada suatu kegiatan/aplikasi
tertentu tanpa memperhatikan posisinya di sistem informasi atau tidak
memperhatikan sasaran organisasi secara global (memperhatikan sasaran
dari kegiatan atau aplikasi itu saja).
Pendekatan Sistem (systems approach)
Memperhatikan sistem informasi sebagai satu kesatuan terintegrasi
untuk masing-masing kegiatan/aplikasinya dan menekankan sasaran
organisasi secara global.

Pendekatan Sistem menyeluruh (total-system approach)
Pendekatan pengembangan sistem serentak secara menyeluruh,
sehingga menjadi sulit untuk dikembangkan (ciri klasik).

Pendekatan Moduler (modular approach)
Pendekatan dengan memecah sistem komplek menjadi modul yang
sederhana, sehingga sistem lebih mudah dipahami dan dikembangkan, tepat
waktu, mudah dipelihara (ciri terstruktur)

Lompatan jauh (great loop approach)
Pendekatan yang menerapkan perubahan menyeluruh secara serentak
menggunakan teknologi canggih, sehingga mengandung resiko tinggi,
terlalu mahal, sulit dikembangkan karena terlalu komplek.

Pendekatan Berkembang (evolutionary approach)
Pendekatan yang menerapkan teknologi canggih hanya untuk aplikasiaplikasi
yang memerlukan saja dan terus dikembangkan untuk periode
berikutnya mengikuti kebutuhan dan teknologi yang ada.

Keuntungan pendekatan terstruktur :
1. Mengurangi kerumitan masalah (reduction of complexity).
2. Konsep mengarah pada sistem yang ideal (focus on ideal).
3. Standarisasi (standardization).
4. Orientasi ke masa datang (future orientation).
5. Mengurangi ketergantungan pada disainer (less reliance on artistry)


SDLC (System Development Life Cycle) --> Siklus Hidup Pengembangan Sistem
• Proses yang direkayasa secara logik untuk mengembangkan sistem dari tahap perencanaan sampai penerapan
• 4(empat) tahap pertama ---> Tahap FRONT -END
* Digerakkan oleh pemakai
* Untuk menyelidiki konsep sistem baru dan menentukan dengan tepat apa yang dibutuhkan para pemakai sebelum merancang sistem secara terinci
* Dokumentasi Laporan yang dibuat ditujukan untuk para pemakai sistem
• 2 Tahap terakhir ---> Tahap BACK-END
* Digerakkan oleh perancang dan teknokrat
• Proses dari pengembangan sistem yang terutama :
* Analisis sistem
* Desain sistem
* Implementasi sistem
+ Proses kebijakan
 initiation of system project)à+ Perencanaan sistem dalam tahapan pengembangan sistem (proses ini merupakan tahapan sebelum dilakukan pengembangan sistem
• Desain sistem dalam 2 tahapan :
1. Desain sistem secara umum/ konsep/ makro/ logika/khusus
2. Desain sistem secara rinci/fisik
 Tahap Pemeliharaan (10 -20 tahun atau lebih)à• Setelah sistem baru dikembangkan dan diimplementasikan
• Jika sistem ini tidak lagi efisien dan efektif untuk tetap digunakan, maka tidak dilanjutkan dan sistem baru dikembangkan

PERENCANAAN SISTEM.

Perencanaan sistem menyangkut estimasi dari kebutuhan-kebutuhan fisik, tenaga kerja dan dana yang dibutuhkan untuk mendukung pengembangan sistem ini serta untuk mendukung operasinya setelah diterapkan.

Perencanaan sistem dapat terdiri :
1. Perencanaan jangka pendek meliputi periode 1 s.d. 2 tahun
2. Perencanaan jangka panjang meliputi periode sampai dengan 5 tahun

Perencanaan sistem biasanya ditanggani oleh staf perencanaan sistem bila tidak ada dapat juga dilakukan oleh departemen sistem.

Proses Perencanaan Sistem dapat dikelompokkan dalam 3 proses utama yaitu sbb :
1. Merencanakan proyek-proyek sistem yang dilakukan oleh staf perencana sistem
2. Menentukan proyek-proyek sistem yang akan dikembangkan dan dilakukan oleh komite pengarah.
3. Mendefinisikan proyek-proyek sistem dikembangkan dan dilakukan oleh analis sistem.

Adapun tahapan dari proses perencanaan sistem untuk ketiga bagian ini adalah :
1. Merencanakan proyek-proyek sistem
-Mengkaji tujuan,perencanaan strategi dan taktik perusahaan
- Mengidentifikasikan proyek-proyek sistem
- Menetapkan sasaran proyek-proyek sistem
- Menetapkan kendala proyak-proyek sistem
- Menentukan proyek-proyek sistem prioritas
- Membuat laporan perencanaan sistem
- meminta persetujuan manajemen

2. Mempersiapkan proyek-proyek sistem yang akan dikembangkan
- Menunjuk team analis
- Mengumumkan proyek pengembangan sistem

3. Mendefinisikan proyek-proyek dikembangkan
- Melakukan studi kelayakan
- Menilai kelayakan proyek sistem
- Membuat usulan proyek sistem
- Meminta persetujuan manajemen.

ANALISIS SISTEM
Analisis Sistem dapat didefinisikan sebagai :
Penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasikan dan mengevaluasi permasalahan-permasalahan, kesempatan-kesempatan, hambatan-hambatan yang terjadi dan kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikan-perbaikan.

Tahap analisis merupakan tahap yang kritis dan sangat penting, karena kesalahan di dalam tahap ini akan menyebabkan juga kesalahan di tahap selanjutnya.

Langkah-langkah di Analisis Sistem :
Langkah-langkah di dalam tahap analisis sistem hampir sama dengan langkah-langkah yang dilakukan dalam mendefinisikan proyek-proyeksistem yang akan dikembangkan di tahap perencanaan sistem. Perbedaannya pada analisis sistem ruang lingkup tugasnya lebih terinci.
Didalam tahap analisis sistem terdapat langkah-langkah dasar yang harus dilakukan oleh Analis Sistem Yaitu sbb:
1. Identify, Yaitu mengidentifikasikan masalah
- Mengindentifikasikan penyebab masalah
- Mengidentifikasikan titik keputusan
- Mengidentifikasikan personil-personil kunci
2. Understand, Yaitu memahami kerja dari sistem yang ada
- Menentukan jenis penelitian
- Merencanakan jadual penelitian
- Mengatur jadual wawancara
- Mengatur jadual observasi
- Mengatur jadual pengambilan sampel
- Membuat penugasan penelitian
- Membuat agenda wawancara
- Mengumpulkan hasil penelitian
3. Analyze, Yaitu Menganalis Sistem
- Menganalisis kelemahan Sistem
- Menganalisis kebutuhan Informasi pemakai / manajemen
4. Report, Yaitu membuat laporan hasil analisis
Tujuan :
- Pelaporan bahwa analisis telah selesai dilakukan
- Meluruskan kesalah-pengertian mengenai apa yang telah ditemukan dan dianalisis oleh analis sistem tetapi tidak sesuai menurut manajemen
- Meminta pendapat-pendapat dan saran-saran dari pihak manajemen
- Meminta persetujuan kepada pihak manajemen untuk melakukan tindakan selanjutnya .

PERANCANGAN SISTEM

Setelah tahap analisis sistem selesai dilakukan, maka analis sistem telah mendapatkan gambaran dengan jelas apa yang harus dikerjakan. Tiba waktunya sekarang bagi analis sistem untuk memikirkan bagaimana membentuk sistem tersebut. Tahap ini disebut dengan perancangan sistem .

Perancangan Sistem dapat dibagi dalam dua bagian yaitu :
1. Perancangan sistem sec.umum/perancangan konseptual, perancangan logikal/perancangan sec.makro
2. Perancangan sistem terinci / perancangan sistem secara phisik.

Perancangan sistem dapat diartikan sebagai berikut ini :
1. Tahap setelah analisis dari siklus pengembangan sistem
2. Pendefinisian dari kebutuhan-kebutuhan fungsional
3. Persiapan untuk rancang bangun implementasi
4. Menggambarkan bagaimana suatu sistem dibentuk
5. Yang dapat berupa penggambaran, perencanaan dan pembuatan sketsa atau pengaturan dari beberapa elemen yang terpisah ke dalam satu kesalahan yang utuh dan berfungsi
6. Termasuk menyangkut mengkonfigurasikan dari komponen-komponen perangkat lunak dan perangkat keras dari suatu sistem

Tahap perancangan sistem mempunyai 2 tujuan utama yaitu :
1. Untuk memenuhi kebutuhan kepada pemakai sistem
2. Untuk memberikan gambaran yang jelas dan rancang bangun yang lengkap kepada pemrogram komputer dan ahli-ahli teknik lainnya yang terlibat.

EVALUASI DAN SELEKSI SISTEM

Tahap seleksi sistem merupakan tahap untuk memilih perangkat keras dan perangkat lunak untuk sistem informasi. Tugas ini membutuhkan pengetahuan yang cukup bagi yang melaksanakannya supaya dapat memenuhi kebutuhan rancang-bangun yang telah dilakukan. Pengetahuan yang dibutuhkan oleh pemilih sistem diantaranya adalah pengetahuan tentang siapa-siapa yang menyediakan teknologi ini, cara pemilikannya dsb. Pemilih sistem juga harus paham dengan teknik-teknik evaluasi untuk menyeleksi sistem.

Langkah-langkah menyeleksi dan memilih sistem :
1. Memilih penyedia teknologi.
Kebutuhan dari teknologi sistem dapat dikelompokkan dalam empat kategori sbb :
a. perangkat keras yang sifatnya umum
b. perangkat keras yang spesifik untuk suatu aplikasi
c. perangkat lunak yang sifatnya umum
d. perangkat lunak yang spesifik untuk suatu aplikasi
2. Meminta proposal dari penjual
Jika terdapat beberapa penyedia produk dan jasa yang mungkin dapat memenuhi kebutuhan dari sistem dan tidak semua penyedia teknologi ini akan dipilih, maka pemilih sistem perlu meminta proposal dari semua penyedia teknologi yang dipilih.
3. Menyaring penjual
Tidak semua proposal yang masuk akan dievaluasi semuanya. Hanya proposal yang memenuhi syarat saja yang akan dievaluasi. Proposal yang tidak memenuhi syarat adalah proposal yang tidak sesuai.
4. Mengevaluasi penjual yang lolos saringan
Proposal yang telah lolos saringan lebih lanjut perlu dibandingkan satu dengan yang lainnya dan diranking untuk menentukan penjual mana yang direkomendasi. Sebelum itu perlu ditetapkan terlebih dahulu kriteria evaluasi yang akan dilakukan.

IMPLEMENTASI SISTEM

Setelah dianalisis dan dirancang secara rinci dan teknologi telah diseleksi dan dipilih. Tiba saatnya , sistem untuk diimplementasikan. Tahap implementasi sistem merupakan tahap meletakkan sistem supaya siap untuk dioperasikan. Tahap ini termasuk juga kegiatan menulis kode program jika tidak digunakan paket perangkat lunak aplikasi.

Tahap implementasi sistem terdiri dari langkah-langkah sebagai berikut ini :
1. Menerapkan rencana implementasi
Rencana Implementasi dimaksudkan terutama untuk mengatur biaya dan waktu yang dibutuhkan selama implementasi. Dalam rencana implementasi ini, semua biaya yang akan dikeluarkan untuk kegiatan implemntasi perlu dianggarkan dalam bentuk anggaran biaya. Anggaran biaya ini selanjutnya juga berfungsi sebagai pengendalian terhadap biaya-biaya yang harus dikeluarkan. Waktu yang diperlukan untuk melakukan kegiatan juga perlu diatur dalam rencana implementasi dalam bentuk skedul waktu. Skedul waktu berfungsi sebagai pengendalian terhadap waktu implementasi.

2. Melakukan kegiatan implementasi
- Pemilihan dan pelatihan personil
- Pemilihan tempat dan instalasi perangkat keras dan perangkat lunak
- Pemrograman dan pengetesan program
- Pengetesan sistem
- Konversi sistem
3. Tindak lanjut implementasi
Analis sistem masih perlu melakukan tindak lanjut berikutnya seteleh sistem baru diimplementasikan. Analis sistem masih perlu melakukan pengetesan penerimaan sistem. Pengetesan ini berbeda dengan pengetesan sistem yang telah dilakukan sebelumnya. Jika pada pengetesan sebelumnya digunakan data test/semu, tapi pada pengetesan ini dilakukan dengan menggunakan data sesungguhnya dalam jangka waktu tertentu yang dilakukan oleh analis sistem bersama-sama dengan user.


IV. PENDEKATAN PENGEMBANGAN SISTEM
Terdapat beberapa pendekatan untuk mengembangkan sistem yaitu :
• Dipandang dari metodologi yang digunakan :
Pendekatan Klasik (Classical Approach)
Pendekatan Terstruktur (Structured Approach)
• Dipandang dari sasaran yang dicapai :
Pendekatan Sepotong (Piecerneal Approach)
Pendekatan Sistem (Systems Approach)
• Dipandang dari cara menentukan kebutuhan dari sistem :
Pendekatan Bawah Naik (Bottom Up Approach)
Pendekatan Atas Turun
• Dipandang dari Cara Mengembangkannya :
Pendekatan Sistem Menyeluruh
Pendekatan Moduler
• Dipandang dari Teknologi yang digunakan :
Pendekatan Lompatan Jauh (Great Loop Approach)
Pendekatan Berkembang (Evolution Approcah)

V. METODOLOGI PENGEMBANGAN SISTEM
Metodologi adalah :
Kesatuan metode-metode, prosedur-prosedur, konsep-konsep pekerjaan, aturan-aturan dan postulat-postulat yang diugnakan oleh suatu ilmu pengetahuan, seni atau disiplin lainnya.

Metode adalah :
Suatu cara/teknik yang sistematik untuk mengerjakan sesuatu.
Metodologi pengembangan sistem yang ada biasanya dibuat atau diusulkan oleh:
• Penulis Buku
• Peneliti
• Konsultan
• System House
• Pabrik Software

Metodologi Pengembangan Sistem diklasifikasikan menjadi 3 golongan :
1. Functional Decomposition Methodologies (Metodologi Pemecahan Fungsional)
HIPO (Hierarchy Input Process Output),
SR (Stepwise Refinement),
ISR (Iterative Stepwise Refinement),
Information Hiding
2. Data Oriented Methodologies (Metodologi Orientasi Data)
Data Flow Oriented Methodologies : SADT, Composite Design, SSAD
Data Structure Oriented Methodologies : JSD, W/O
3. Prescriptive Methodologies
ISDOS, PLEXSYS, PRIDE, SPEKTRUM

VI. ALAT DAN TEKNIK PENGEMBANGAN SISTEM
Dapat berupa :
1. Grafik
HIPO, DFD, SADT, W/O, JSD
2. Bagan
a. Bagan untuk menggambarkan aktivitas
b. Bagan untuk menggambarkan tata letak
c. Bagan untuk menggambarkan hubungan personil

Teknik yang digunakan untuk pengembangan sistem antara lain :
• Teknik Manajemen Proyek : CPM, PERT
• Teknik Menemukan Fkata : Wawancara, Observasi, Kuesioner, Sampling
• Teknik Analisis Biaya
• Teknik Menjalankan Rapat
• Teknik Inspeksi

Alat dan Metode yang dapat digunakan untuk setiap tahap dari SDLC

1. Tahap Perencanaan
• Alat dan Teknik yang digunakan:
 Joint Application Development (JAD)-
 Entity Relationship Diagram (ERD)-
• Tujuan utama:
 Mengajukan proposal dan menentukan prioritas-
 Proposal proyek berdasarkan Analisa kelayakan TELOS dan Faktor strategik PDM-
• Hasil :
Laporan sistem perencanaan

2. Tahap Analisis
• Alat dan Teknik yang digunakan :
 Decision Table- JAD -
 Decision Tree- DFD -
 Equation- Kamus Data -
 Interview- ERD -
 Sampling- State Transition Diagram (STD) -
 Observasi- Structured English -

• Tujuan utama :
Investigasi, Membuat spesifikasi dan model dari kebutuhan pemakai
• Hasil :
Laporan sistem analisis


3. Tahap Perancangan Umum
• Alat dan Teknik yang digunakan :
 DFD- Lembar kerja perancangan secara umum -
 Kamus Data- JAD -
 STD- ERD -
 Decision Table- Structured English -
 Equation- Decision Tree -
• Tujuan utama :
Membuat alternatif-alternatif rancangan sistem secara umum
• Hasil :
Laporan Rancangan Sistem Secara Umum

4. Tahap Evaluasi dan Seleksi
• Alat dan Teknik yang digunakan :
 Lembar kerja kelayakan TELOS-
 Lembar kerja faktor strategik PDM-
 Lembar kerja MURRE (Maintainability, Usability, Reusability, Realibility dan Extendability)-
 Analisis biaya dan keuntungan-
• Tujuan utama :
Mendefinisikan hasil yang optimal dari setiap alternatif-alternatif rancangan secara umum
• Hasil :
Laporan Evaluasi dan seleksi

5. Tahap Perancangan Rinci
• Alat dan Teknik yang digunakan :
 Various layout grids-
 Various modeling tools-
• Tujuan utama :
Membuat rancangan secara fungsional untuk : output, input, proses, control, database, dan platform teknologi
• Hasil :
Laporan rancangan rinci (blueprint untuk sistem baru)

6. Tahap Implementasi
• Alat dan Teknik yang digunakan :
 JAD- Software Metric -
 ERD yg sudah dimodifikasi- Struktur berbentuk grafik -
 Bahasa pemrograman komputer- Struktur program flowchart -
 Perangkat lunak untuk pengembangan- Struktur berbentuk Bhs Inggris -
 Walkthrough- Decision Table -
 Test Case- Decision Tree -
 Training- Equation -
 Review sebelum implementasi- W/O diagram -
• Tujuan utama :
Membangun sistem baru dan mengoperasikan
• Hasil :
Laporan implementasi sistem







Tidak ada komentar:

Posting Komentar